Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2021

Mengenal Suku Arfak Dan Melihat Rumah " Kaki Seribu" Dipegunungan Arfak Papua Barat

Jakarta - Sekilas rumah tradisional ini nampak biasa saja, terkesan jauh dari peradaban modern. Beginilah rumah tradisional Suku Arfak yang mendiami Pegunungan Arfak, Papua Barat. Seratus persen terbuat dari kayu yang bahannya didapat hutan tempat mereka mencari makan. Kondisi geografis, faktor alam, dan adat istiadat membuat arsitektur rumah Suku Arfak unik. Orang awam menyebutnya dengan "Rumah Kaki Seribu". Hidup dikelilingi hutan dan pegunungan menjadikan rumah panggung sebagai hunian yang aman. Selain terhindar dari hewan buas, rumah panggung dapat menjauhkan mereka dari serangan musuh. Julukan kaki seribu disematkan karena rumah ini ditopang oleh pondasi kayu yang sangatlah banyak. Terkesan padat, unik, bahkan begitu rumitnya karena banyaknya pondasi kayu yang digunakan. Meskipun pamor dengan nama rumah kaki seribu, Suku Arfak punya sebutannya sendiri. Mereka menjulukinya Mod Aki Aksa. Rumah adat ini menjadi tempat bernaung Suku Arfak sejak ratusan tahun ...

Curhatan Seorang Kurir Paket yang Tertekan Oleh Aplikasi

Jakarta -  Pandemi COVID-19 yang mendorong masyarakat belanja online, berimbas positif ke ramainya pekerjaan kurir yang mengantarkan barang. Namun, banyaknya barang yang dikirim tidak membuat pendapatan kurir otomatis meningkat. Mereka harus menghadapi aplikator hingga kondisi di lapangan yang kadang kurang menguntungkan. Berikut ini selengkapnya mengenai nasib kurir tersebut: Curhatan Kurir Logistik Di tengah sibuknya lalu lintas mengantar barang, nasib para kurir ternyata tidak bisa dibilang bagus. Ada kurir yang ongkos atau tarifnya malah diturunkan. Perwakilan Motorist Lalamove, Ade Putra, mengungkapkan di aplikator tempatnya bekerja mulanya pada 2018 tarifnya Rp 16.000 per tarif dasar. Ia menjelaskan hitungan tarif dasar Rp 16.000 itu sekitar 5 kilometer. "Sedangkan sekarang tarif dasar Rp 8.000 per 4 kilometer. Jadi jatuhnya itu Rp 2.000 per kilo belum dipotong 20 persen dari pihak aplikator," kata Ade saat acara yang disiarkan di instagram change.org Indonesia, Rabu (2...

Mengenal Ngatimin, Patriot Yang Cerdik Menjadi Mata-mata Untuk Para Pejuang

Jakarta - Ngatimin, sang pejuang asal Karanganyar, Jawa Tengah, kini telah memasuki usia senja. Lahir di Paulan Timur, Desa Paulan RT 01 RW 04, Kecamatan Colomadu, Kabupaten Karanganyar, 5 Juli 1933, usianya saat ini 88 tahun. Meski telah senja, semangat perjuangan pria bertubuh kurus dan rambut putih ini tidak pernah padam. Apalagi ketika hari-hari mendekati tanggal 17 Agustus, yang merupakan peringatan ulang tahun Kemerdekaan Indonesia. Semangat menggelora muncul seperti tatkala remaja. Saat ikut berjuang mengusir penjajah Belanda dari bumi Nusantara. Ditemui Minggu (15/8), Mbah Min, sapaan akrabnya, sedang menjajakan mainan anak-anak di sekitar gapura Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ/Kebun Binatang Solo). Meski tubuhnya renta, Mbah Minutes tetap terus berkarya, membuat mainan anak-anak sebisanya. Banyak jenis mainan hasil karya pria yang kini tinggal di Kaplingan Jebres itu. Di antaranya, mainan senapan, topi dan lainnya. "Ini sebagian saya buat sendiri. Hasilnya ti...

Mengenal Sosok Raden Panji Margono, Yang di Sebut Pahlawan di Perang Lasem

Jakarta -  Di Kelenteng Gie Yong Bio, Lasem, Rembang, terdapat church yang cukup unik. Di atas church itu, terpampang patung sesosok pria berpakaian ala Jawa. Oleh penduduk Lasem, pria itu dikenal dengan nama Raden Panji Margono. Di sana, dia dikenal sebagai pahlawan, khususnya saat Perang Kuning meletus antara pasukan gabungan Jawa-Tionghoa melawan pasukan VOC. Saat Perang Kuning di Rembang meletus pada tahun 1742, Panji Margono maju ke medan perang menggunakan nama samaran Tan Pan Ciang. Dalam Kitab Babad Tanah Jawi, sosoknya disebut dengan nama Encik Macan. Lalu seperti apa sosok Raden Panji Margono dan bagaimana perannya dalam medan Perang Kuning? Berikut selengkapnya: Menolak Jadi Pemimpin Lasem Raden Panji Margono adalah putra dari Adipati Lasem bernama Tejakusuma V. Sebelum meninggal dunia, ayahnya sebenarnya sempat mempersiapkan Raden Panji Margono untuk meneruskannya sebagai Adipati Lasem. Namun putranya itu ternyata lebih memilih menjadi pengusaha pertania...