Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2021

Mengetahui Keberadaan Kerjaan Galuh Purba di Wilayah Pulau Jawa

Jakarta - Gunung Slamet merupakan gunung tertinggi kedua di Pulau Jawa. Keberadaannya menyisakan banyak misteri terpendam yang belum terungkap hingga sekarang. Di antaranya adalah keberadaan Kerajaan Galuh Purba Berdasarkan catatan sejarawan Belanda, Van der Meulen, pada abad pertama Masehi terbentuklah Kerajaan Galuh Purba di Gunung Slamet. Menurutnya, inilah kerajaan pertama dan terbesar di wilayah Jawa Tengah. Para pendiri kerajaan itu merupakan para pendatang dari Kutai, Kalimantan Timur, sebelum munculnya Kerajaan Kutai Kartanegara. Para pendatang itu pertama kali mendarat di Pulau Jawa melalui Cirebon. Selanjutnya, mereka kemudian masuk ke pedalaman dan berpencar. Sebagian di antara mereka menghuni kawasan di antaranya lereng Gunung Ciremai, Gunung Slamet, dan lembah Sungai Serayu. Mereka yang menetap di Gunung Ciremai mengembangkan peradaban Sunda, sedangkan mereka yang menetap di Gunung Slamet mendirikan Kerajaan Galuh Purba Dari kerajaan inilah, raja-raja di...

Mengetahui Kisah Tugu Yang Berada di Hutan Tangale, Gorontalo

Jakarta - Di Hutan Tangale, tepatnya di Desa Labanu, Kecamatan Tibawa, Kabupaten Gorontalo, Gorontalo, berdiri tugu yang diduga sudah ada sejak zaman penjajahan Belanda. Menurut Arkeolog Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Gorontalo, Burhanis Ramina, tugu itu berbentuk shaft dan memiliki tulisan dalam bahasa Belanda "techniche leiders" dan "uitvoeroera". Selain itu ada tulisan nama, seperti G.R Boim, S. Moha, R. Monoarfa, H.P. Olii, Z. Wartabone, I. Van Gobel, A. Wartabone, K. Datau, N.Ali, dan B. Olii. Mereka dikenal sebagai pahlawan pada masa itu. Tugu tersebut, kata Burhanis, sebagai bukti kontrak perjanjian atau kerja sama antara Belanda dan masyarakat Gorontalo. "Dari jenis tulisan, dugaan saya prasasti itu sudah ada sejak kolonial Belanda masuk di wilayah Gorontalo. Nama-nama itulah yang ikut terlibat dalam pembuatan tugu tersebut,"jelas Buhanis, Jumat (28/6). Fisik tugu, lanjut Burhanis, terbuat dari bahan beton dengan teknik cor. Agar ...

Mengenal Sosok Olly Sastra, Seorang Tokoh Penggerak Kemerdekaan di Cirebon Yang Mendapat Hadiah Dari Sukarno

Jakarta - Sosok Olly Sastra tak bisa dilepaskan dari upaya perlawanan terhadap penjajah Jepang di Kota Cirebon, Jawa Barat, dulu. Wanita bernama asli Olly Siti Soekini itu menolak keras kedatangan serdadu negeri matahari terbit itu di tanah kelahirannya. Ia berupaya aktif menjaga keutuhan negara, terlebih usai Presiden Soekarno membacakan naskah proklamasi. Sebagai tokoh penggerak kemerdekaan di Cirebon, Olly menyebarkan semangat heroik. Salah satunya saat ia mengibarkan bendera merah putih di Gedung Djawa Hokokai Pekalipan Cirebon, yang ketika itu menjadi markas tentara Jepang. Tak hanya itu, Olly juga banyak terlibat aktif di sejumlah organisasi seperti Partindo dan PNI. Kemudian, ia juga aktif menyuarakan aspirasi saat menjabat sebagai ketua Angkatan Muda Cirebon. Tak ayal, jasanya yang penting bagi Republik Indonesia itu membuatnya kian akrab dengan Presiden Soekarno, hingga ia pernah diberi hadiah khusus. Melansir YouTube Cirebon Heritage, Rabu (10/11) berikut ki...

Mengetahui Kisah Kedekatan Sultan Alauddin Ri'ayat Syah Al-Kahar Dengan Kesultanan Ottoman

Jakarta - Alauddin Ri'ayat Syah al-Kahar adalah Sultan Aceh ketiga yang memerintah dari tahun 1537 - 1568 M. Dirinya berkuasa setelah Sultan Ali Mughayat Syah (1514 - 1528 M) dan Sultan Salahuddin (1528 - 1537 M). Alauddin Ri'ayat Syah al-Kahar disebut sebagai salah satu penguasa terkuat dalam sejarah Kesultanan Aceh. Pada masanya, kekuasaan yang dimulai oleh ayahnya berhasil diperkuat. Selain itu, Sultan Aceh yang berhasil menjalin hubungan diplomatik dengan Kesultanan Turki Ottoman adalah Alauddin Ri'ayat Syah al-Kahar. Awal kepemimpinan Pada masa Sultan Ali Mughayat Syah (Sultan Aceh Pertama), Kesultanan Aceh mulai melakukan perlawanan terhadap Portugis. Sepeninggalnya, tahta jatuh ke anak tertuanya, Sultan Salahuddin, di mana perlawanan Aceh terhadap Portugis mulai berkurang, bahkan hampir kalah. Menyadari situasi tersebut, Alauddin Ri'ayat Syah al-Kahar merebut tahta dari sang kakak dan memproklamirkan diri sebagai Sultan Aceh selanjutnya. Setelah r...

Kisah Akhir Dari Perjuangan Josip Broz Tito, Sang Diktator Ternama Dari Yugoslavia

Jakarta - Diktator ternama Yugoslavia, Josip Broz Tito , semasa memimpin selalu berusaha melindungi Yugoslavia dari cengkraman Uni Soviet. Dia juga berperan menjaga kesatuan federasi multi etnis di tenggara Eropa. Tapi, di titik akhir, negara yang dia perjuangkan tak sesuai dengan apa yang diharapkannya. Yugoslavia, tanpa diduga terjerumus dalam perang saudara. Dilansir DW, pada 4 Mei 1980, Tito dilaporkan berada dalam kondisi kritis pasca-empat bulan dirawat di rumah sakit di Ljubljana. Sore harinya, Komite Sentral Liga Komunis Yugoslavia mengumumkan bahwa "kamerad Tito telah meninggal dunia. "Tanpa menunggu lama, stasiun televisi nasional menayangkan laporan panjang tentang kisah hidupnya. Tito dikisahkan sebagai sosok yang memimpin pemberontakan Komunis melawan invasi Nazi Jerman dan mendirikan Republik Yugoslavia pada 1945. Setelah Perang Dunia II berakhir, dia memimpin sebuah negara multi-etnis, dimana Tito mampu merawat kesatuan Yugoslavia dengan tangan be...